Ketika kita hidup dimasyarakat pasti kita akan saling berinteraksi dengan orang yang ada di lingkungan dimana kita tinggal. Dalam berinteraksi kita pasti akan berhadapan dengan bermacam-macam sifat manusia, seperti contoh kecil dalam sebuah lingkungan kos kosan mahasiswa dimana dalam kos tersebut dihuni dari berbagai daerah penjuru tanah air ada yang dari ngawi, jepara, blitar, bali, kediri, madiun dan lain-lain. Dari situlah maka akan muncul berbagai budaya,sifat yang unik .misal ada yang kalau berbicara selalu meledak ledak kayak petir, ada yang selalau mengkritik, ada yang selalu ketawa terbahak bahak, ada yang selalu pendiam dan pokoknya unik.
Maka dari berbagai macam kebudayaan tersebut agar terjadi kehidupan dan lingkungan yang harmonis diperlukan sikap toleransi. Lalu sikap toleransi yang bagaimana? begini gan, dalam suatu kultum alias kuliah tujuh menit di masjid Attarbiyah yang disampaikan oleh bapak Munirul Abidin beliau menganalogikan kehidupan bermasyarakat itu diibaratkan group musik yang mana didalam musik tersebut ada orang-orang yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda dan bermacam-macam alat yang bunyinya berbeda beda, ada yang bunyinya ting, ada yang bunyinya tong , ada yang bunyinya jreng , lalu dari berbagai jenis bunyi yang berbeda tersebut dapat menimbulkan bunyi yang harmonis dan enak didengar, lalu bagaimana hal tersebut bisa menimbulkan suara yang harmonis? karena masing masing orang yang dikasih tugas dalam memainkan alat musiknya sesuai dengan proporsi yang telah di tugaskan itu, misal yang memainkan alat yang bunyinya ting, tong tidak boleh terlalu keras lalu yang jreng agak keras sedikit maka dari itu akan menimbulkan suara yang harmonis yang enak didengar oleh telinga.
Dari analogi di atas mari kita lihat kehidupan bermasyarakat dimana di dalamnya ada berbagai sifat manusia yang berbeda-beda maka akan terjadi kehidupan yang harmonis manakala orang orangnya selalu bersikap toleransi terhadap sesamanya.sekian