Cerita ini saya saya ambil dari sebuah desa yang masyarakatnya hidup berdampingan secara damai, ketika ada tetangga yang ada kerepotan pasti dibantu oleh tetangga yang lain dan dikerjakan secara bersama-sama dan gotong royong, begitu indah dan guyup secara rukun.Begitu pula dengan pemuda pemudinya bisa bersatu, tidak ada permusuhan sama sekali,bila ada kegiatan kepemudaan dikerjakan dengan gotong royonp, dilihat sangat begitu indahnya suasananya.
Pada suatu saat ada pemilihan kepala desa ada beberapa kandidat yang menyalonkan. Dari pemilihan kepala desa itu mulai ada perpecahan yang menjurus pada permusuhan. Sangat disayangkan sekali dimana yang pada awalnya pemuda pemudinya bisa bekerja sama dan guyup rukun, sekarang jadi terpecah belah hanya gara-gara tidak sepaham dalam hal pemilihan kepala desa dan rasa egoisme,fanatisme yang berlebihan terhadap salah satu calon kepala desa tersebut.
Hal-hal sepele demikian ini sebenernya sangat disayangkan sekali terjadi, karena bisa merusak rasa persaudaraan antar teman bahkan saudara sendiri, dimana yang pada awalnya bertegur sapa sekarang jadi diem-dieman antar teman dan itu terbawa sampai lama bahkan tidak ada titik temunya untuk mau berdamai.
Marilah rasa persaudaraan ini kita jaga betul karena betapa indahnya kalau kita mau bersatu, bertegur sapa, saling membantu satu sama lainya, dan itu sangat menyehatkan sekali bagi jiwa dan raga. Kita boleh berbeda pandangan tetapi jangan sampai berlebihan dan mengorbankan rasa persaudaraan kita, sesuai semboyan bersatu kita teguh berceria kita runtuh.